a) Masyarakat Umum
Menurut Prof. Azyumardi Azra (2001:80), santri memainkan peran penting dalam kecenderungan islamisasi atau re-islamisasi di kalangan umat Islam Indonesia yang, menurut dia, telah terlihat dalam dua dekade terakhir ini. Proses ‘kebangkitan Islam’ ini diindikasikan oleh bertambahnya jumlah masjid dan tempat ibadah lainnya di Indonesia, pertumbuhan jumlah orang yang pergi haji ke Arab Saudi, dan berdirinya organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga Islam baru, seperti Bank Islam dan Asuransi Islam. Istilah selain dari kebangkitan Islam yang sering dipakai di Indonesia untuk menggambarkan kecenderungan tersebut adalah ‘santrinisasi’.
Proses santrinisasi tersebut mulai dengan santri yang mengalami re-islamisasi selama pendidikannya di pesantren karena proses penanaman ajaran dan praktik-praktik Islam lebih intens di lingkungan sistem pendidikan pesantren daripada sistem pendidikan lain. Selanjutnya, santri-santri membawa pulang ilmu dan pelajaran yang mereka dapat di pesantren dan menyampaikan kepada keluarga dan orang tuanya. Menurut teori Prof Azyumardi Azra (2001:80), santri bahkan “mengajarkan kepada orangtua mereka yang acapkali hanya mengetahui sedikit tentang Islam. Umumnya orang tua merasa malu akibat ketidaktahuan mereka mengenai ajaran dan praktik Islam tertentu. Akibatnya, agar tidak mengecewakan sang anak, mereka mulai mempelajari Islam.”
Salah satu tujuan sistem pendidikan pondok pesantren Al Hikmah 1 Benda adalah untuk menyiapkan para santri untuk kehidupannya dalam masyarakat setelah sudah lulus dari pesantren. Para santri dididik biar memiliki keterampilan kemandirian dan biar mereka menghayati tugasnya dan perannya menurut ajaran Islam di dalam masyarakat sebagai perempuan, Ibu, isteri, tetangga, pekerja dan seorang alim.Namun, menurut salah satu santri, “saya hanya mau bicara sama teman dan keluarga saya tentang hal-hal agama kalau ditanyai dulu.” Juga, ketika lulus dari pesantren, santri-santri sudah siap mulai berperan sebagai seorang alim yang ingin bekerja dengan masyarakat Islam untuk memperkuat dan menyebarkan agama Islam di Indonesia atau paling tidak “menjadi contoh”.
Sekolah-sekolah pendidikan Islam “tidak hanya memberi kontribusi pada perbaikan pendidikan Islam di Indonesia, melainkan juga pada proses santrinisasi masyarakat Muslim.” (Azra, 2001:79) Namun, saya merasa penting untuk menyebut di sini bahwa peran santri dalam proses kebangkitan Islam tersebut walaupun penting, juga terbatas dan beberapa macam fakta lain seperti keadaan politik di Indonesia dan di arena internasional yang mempengaruhi perkembangan agama Islam di Indonesia.